PENGARUH VARIASI TEKANAN PENYEMPROTAN DENGAN
PENAMBAHAN PUTARAN ULIR NOSEL TERHADAP KONSUMSI
BAHAN BAKAR, DAYA MESIN DAN KEPEKATAN GAS BUANG
PADA ISUZU
PANTHER HI GRADE
Oleh:
Wandi Arazi
1 Jurusan Teknik Mesin STT YBS
Internasional Tasikmalaya
Dosen Jurusan Teknik Mesin STT
YBS Internasional Tasikmalaya
E-mail: wandiarazi@gmail.com
ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi putaran ulir nosel dengan kedalaman 0 mm, 0,35 mm dan 0,70 mm dengan putaran mesin
1000 rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm terhadap daya efektif, konsumsi bahan
bakar spesifik efektif dan kepekatan gas buang mesin diesel phanter hi grade.
Pelaksanaan pengujian dilakukan di PPPTK VEDC Malang tanggal 24 Maret 2015.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah experimental. Analisis data yang
digunakan adalah analisis anova dua jalan dan post hoc. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh pada daya efektif, konsumsi bahan bakar
spesifik efektif dan kepekatan gas buang mesin diesel isuzu panther hi grade
terhadap variasi putaran ulir nosel dengan variasi putaran mesin. Rata-rata
keseluruhan data putaran ulir yang efektif terhadap daya berada pada putaran
ulir 0,35 mm 33,9334 HP, Rata-rata keseluruhan data putaran ulir yang paling
efektif terhadap konsumsi bahan bakar spesifik efektif berada 0,70 mm. 0,1825
kg. HP-1 . jam -1, Rata-rata keseluruhan data putaran ulir yang paling efektif
terhadap persentase kepekatan gas buang berada pada 0,70 mm. 26,35%.
Kata kunci: tekanan penginjeksian, putaran ulir, daya mesin, konsumsi bahan bakar
spesifik, kepekatan gas buang.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat menyebabkan dampak yang besar
pa-da dunia otomotif. Berbagai riset dan inovasi dilakukan untuk memperoleh
hasil yang maksimal dalam perkembangan sara-na transportrasi khususnya pada
kendaraan roda empat.Seiring dengan bertambahnya permintaan pasar akan
kebutuhan kendaraan yang pesat, maka produsen kendaraan berlomba-lomba dalam
mengembangkan produk yang dihasilkannya. Masing-masing produsen mulai
menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produknya, seperti mobil
dengan kapasitas mesin yang lebih besar, konsumsi bahan bakar yang irit
dan emisi gas buang yang rendah menjadi incaran para konsumen saat ini.
Namun untuk masyarakat menengah yang belum mampu membeli mobil produk terbaru
perlu melakukan beberapa modifikasi pada mesin kendaraan dengan tujuan untuk
mening-katkan performa kendaraan yang sudah menurun kinerjanya karena sudah
berumur.
Menurunnya kinerja kendaraan terjadi ketika usia
mesin sudah tidak lagi muda, hal ini diakibatkan oleh banyaknya kom-ponen yang
aus, khusus mobil diesel ausnya komponen penginjeksianlah yang mempe-ngaruhi
kinerja kendaraan menurun, bahan bakar boros, daya tidak maksimal dan
kepekatan gas buang meningkat, Sehingga nosel tidak dapat menghasilkan
penyem-protan bahan bakar berbentuk partikel halus, akibatnya bahan bakar tidak
bisa terbakar sempurna di ruang bakar. Sehingga perlu dilakukan inovasi guna
memperbaiki dan meningkatkan kinerja mesin meski tidak 100% kembali seperti
keluaran pabrikan dengan cara melakukan menambahan putar-an ulir pada baut
penyetel tekanan pengin-jeksian di pegas nosel.
Komponen utama yang mempengaruhi kinerja mesin
diesel adalah nosel, komponen ini berfungsi sebagai media utama untuk melakukan
penginjeksian bahan bakar ke ruang bakar, dengan demikian ketika nosel sudah
berkurang kinerjanya maka hasil pembakaran akan berkurang sehingga terjadi
boros konsumsi bahan bakarnya, daya ku-rang maksimal dan banyak kepekatan gas
buang naik. Perlu dilakukan perawatan khu-sus pada nosel supaya nosel kembali
bekerja maksimal.
Distribusi bahan bakar pada mesin harus terbagi
secara merata sehingga bahan bakar akan masuk ruang bakar akan me-miliki volume
yang sama. Jika bahan bakar tidak didistribusikan dengan baik, maka sebagian
dari oksigen yang tersedia tidak akan dimanfaatkan dan keluaran daya mesin akan
rendah. Untuk menjaga keadaan mesin dengan performa maksimal, hemat bahan bakar
dan kepekatan gas buang yang ramah lingkungan, maka diperlukan penambahkan
putaran ulir pada baut penyetel tekanan penginjeksian nosel supaya daya
penginjek-sian maksimal. Jika salah satu komponen nosel ada yang aus maka bisa
dipastikan performa motor itu akan turun. Pada nosel juga terdapat pegas yang
jika aus akan ber-kurang tingkat pemegasannya sehingga akan berpengaruh pada
daya penginjesksian.
Melemahnya pegas nosel berakibat pada penyemprotan bahan bakar boros,
daya ku-rang maksimal dan kepekatan gas buang naik.
Untuk memaksimalkan kembali kerja mekanisme nosel
yang turun karena pegas nosel yang lemah maka diperlukan mem-variasi kekuatan
pegas nosel dengan cara memutar ulir penekan pegas nosel dengan menambahkan
putaran ulir dengan ukuran sesuai pegas nosel. Penyetelan putaran ulir pada
pegas nosel berfungsi untuk mengem-balikan kekuatan pemegasan pegas nosel yang
melemah. Melemahnya tekanan pe-nyemprotan pada nosel mengakibatkan daya kurang
maksimal dan kepekatan gas buang naik.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan
sebuah penelitian tentang penam-bahan putaran ulir pada pegas nosel dengan
tebal yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar bisa dilihat dengan jelas
kenaikan atau bahkan penurunan dari konsumsi bahan ba-kar, daya dan kepekatan
gas buangnya kare-na penambahan putaran ulir pada pegas nosel dengan ukuran
yang berbeda. Pene-litian dilakukan pada motor yang mem-punyai jumlah silinder
lebih dari satu, hal ini dimaksudkan agar semakin banyak nosel yang diberi
tambahan putaran ulir pada tiap silinder motor itu, sehingga perbedaan konsumsi
bahan bakar, tenaga dan kepekat-an gas buangnya bisa terlihat jelas dari
sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode pene-litian eksperimen. Peneliyian ditujukan un-tuk
mengetahui pengaruh variasi tekanan penyemprotan dengan penambahan putaran ulir
nosel terhadap konsumsi bahan bakar,
daya mesin dan kepekatan gas buang pada isuzu panther hi grade.
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel, yaitu variabel bebas yaitu putaran
ulir nosel dan putaran mesin (rpm) sedangkan variabel terikat yaitu konsumsi
bahan baka, daya mesin dan kepekatan gas buang. Variabel-variabel ini kemudian
dikembangkan menjadi instrumen untuk merekam data penelitian yaitu kon-sumsi
bahan bakar, daya mesin dan kepekat-an gas buang di dalam laboratorium.
Ke-mudian setelah data terekam, selanjutnya dilakukan pengeditan data agar
valid. Untuk menguji hipotesis menggunakan analisis data, analisis statistik
parametrik dengan metode two way anova
dan past ho.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan mengubah tekanan pembuka-an penyemprotan
pada injektor nosel mem-punyai pengaruh terhadap konsumsi bahan
bakar spesifik, daya spesifik dan kepekatan gas
buang.
Dapat dilihat pada gambar, garis biru muda
merupakan pengujian pada putaran ulir 0 mm pada baut penyetel nosel dengan
variasi putaran mesin terhadap daya efektif didapatkan rata-rata pada putaran
1000 rpm: 20,3158 HP, 1500 rpm: 28,74525 HP, 2000 rpm: 37,943 HP, 2500 rpm:
46,3775 HP. Garis merah maron merupakan pengujian pada putaran ulir 0,35 mm pada
baut pe-nyetel nosel dengan variasi putaran mesin terhadap daya efektif
didapatkan rata-rata pada putaran 1000 rpm: 21,3975 HP, 1500 rpm: 30,76113 HP,
2000 rpm: 39,374HP, 2500 rpm: 44,20013HP. Garis hijau merupa-kan pengujian pada
putaran ulir 0,70 mm pada baut penyetel nosel dengan variasi pu-taran mesin
terhadap daya efektif didapat-kan rata-rata pada putaran 1000 rpm: 21,258 HP,
1500 rpm: 30,63025 HP, 2000 rpm: 39,72288 HP, 2500 rpm: 44,02563 HP.
Gambar 1 Grafik Pengaruh Variasi
Putaran Ulir Nosel pada Putaran Mesin terhadap Daya Efektif
Gambar 2
Grafik Pengaruh Variasi Putaran Ulir Nosel dengan Variasi Putaran Mesin
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Dapat dilihat pada gambar, garis berwarna biru
merupakan pengujian pada putaran ulir 0 mm pada baut penyetel nosel dengan
variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar spesifik efektif didapatkan
rata-rata pada putaran 1000 rpm: 0,1945 Kg.HP-1. Jam-1, 1500 rpm: 0,213125 Kg.HP-1. Jam-1, 2000 rpm: 0,219375 Kg.HP-1. Jam-1, 2500 rpm: 0,21975 Kg.HP-1. Jam-1. Garis berwarna merah maron
merupakan pengujian pada putaran ulir 0,35 mm pada baut penyetel nosel dengan
variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar spesifik efektif didapatkan
rata-rata pada putaran 1000 rpm: 0,164 Kg.HP-1. Jam-1,1500 rpm: 0,182125 Kg.HP-1. Jam-1, 2000 rpm: 0,195125 Kg.HP-1. Jam -1, 2500 rpm: 0,226625 Kg.HP-1. Jam-1. Garis berwarna hijau merupakan pengujian pada putaran ulir 0,35 mm
pada baut penyetel nosel dengan variasi putaran mesin terhadap konsumsi
bahan bakar spesifik efektif didapatkan rata-rata pada putaran 1000 rpm:
0,16 Kg.HP-1. Jam-1, 1500 rpm: 0,172625 Kg.HP-1. Jam-1, 2000 rpm: 0,18875 Kg.HP-1. Jam-1, 2500 rpm: 0,20675 Kg.HP-1. Jam-1.
Pada gambar, garis berwarna biru merupakan
pengujian pada putaran ulir 0 mm pada baut penyetel nosel dengan variasi
putaran mesin terhadap opasitas didapatkan rata-rata pada putaran 1000 rpm: 16
%UHC, 1500 rpm: 44,48 %UHC, 2000 rpm: 71%UHC, 2500 rpm: 90 %UHC. Garis berwarna
merah maron merupakan penguji-an pada putaran ulir 0,35 mm pada baut penyetel
nosel dengan variasi putaran mesin terhadap opasitas didapatkan rata-rata pada
putaran 1000 rpm: 12,6 %UHC, 1500 rpm: 28,8 %UHC, 2000 rpm: 46,51 %UHC, 2500
rpm: 50,8%UHC. Garis berwarna hijau merupakan pengujian pada putaran ulir 0,35
mm pada baut penyetel nosel dengan variasi putaran mesin terhadap opasitas
didapatkan rata-rata pada putaran 1000 rpm: 9,01 %UHC, 1500 rpm: 18,97
%UHC, 2000 rpm: 42,8 %UHC, 2500 rpm: 34,6 %UHC.
Setelah dilakukan pengujian dan diperoleh data
penelitian, kemudian data tersebut dilakukan perhitungan untuk men-dapatkan
data yang dibutuhkan, data diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis yang
telah diasumsikan bahwa hipotesis diterima ataupun ditolak. Sehingga nanti
dapat disim-pulkan bahwa ada atau tidaknya hubungan signifikan antara variasi
putaran ulir pada baut penyetel nosel dengan variasi putaran mesin terhadap
daya efektif, konsumsi bahan bakar spesifik efektif dan kepekatan gas buang
mesin diesel phanter hi grade. Pengaruh Variasi Putaran Ulir Nosel dan Variasi
Putaran Mesin terhadap Daya Efek-tif. Berdasarkan pengambilan pengujian dari
keseluruhan pengambilan data diperoleh fakta bahwa dengan variasi putaran ulir
nosel baut pada penyetel tekanan pengin-jeksian antara 0 mm, 0,35 mm dan 0,70
mm
terjadi peningkatan daya efektif hal ini terlihat
pada gambar grafik 1.
Faktor-faktor yang diasumsikan dapat mempengaruhi
daya efektif, yaitu gaya inersia, gaya gesek dan gaya maksimum. Menurut Arismunandar
(1986:47) bahwa
“Setiap komponen memiliki massa, gaya inersia dari massa tersebut
mempengaruhi moment putar reaksi. Hal ini terjadi karena gaya inersia dari
benda yang bergerak (torak) adalah gaya berlawanan dengan berlawanan dengan
gerakan benda. Sedangkan gaya gesek adalah gaya yang disebabkan adanya
interaksi antara molekul molekul yang saling bergerak (relatip) (Sarojo, 2002:
77). Aplikasi diesel putaran tinggi meliputi pemakaiannya sebagai penggerak
kendaraan bermotor, seperti mobil yang biasanya memiliki batas daya atau daya
maksimum yang disetting dari pabrik untuk disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Karena apabila melebihi batas pemakaian dapat menyebabkan keausan
pada mesin.
Gambar 3 Grafik Pengaruh Variasi
Putaran Ulir Nosel pada Putaran Mesin Terhadap Opasitas (% UH
Selain faktor diatas terdapat juga faktor dari
dalam mesin, seperti kerugian kalor pada dinding silinder dan puncak torak
sehingga menyebabkan temperatur menjadi lebih rendah. Proses pembakaran yang
se-makin cepat akan mempengaruhi mesin da-lam melakukan pengambilan bahan bakar
dan udara dalam waktu yang singkat, hal ini dapat menyebabkan efek jarum suntik
yaitu semakin cepat penyedotan maka akan mem-pengaruhi proses pengambilan.
Selain itu
juga waktu pengapian yang disesuaikan dengan gerakan torak yang semakin
cepat, menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna.
Berdasarkan Gambar 4 yang merupa-kan rata-rata dari
keseluruhan daya efektif terhadap variabel putaran didapatkan pene-muan bahwa
putaran mesin yang efektif terhadap daya efektif yaitu pada putaran 2500 rpm,
pada putaran itu merupakan puncak daya efektif dengan 44,86775 HP.
Hubungan RPM dengan Rata - Rata Daya Efektif
50
40
30
HP
|
20
Rata -
Rata Daya Efektif
10
0
1000 1500 2000 2500
RPM
Gambar 4 Hubungan Rata-Rata Daya Efektif terhadap
Putaran Mesin
Hubungan
Variasi Putaran Ulir dengan Rata-Rata Daya Efektif
34
33.8
33.6
HP
|
33.4
33.2
33
Rata-Rata
Daya Efektif
0 mm
|
0,35 mm
|
0,70 mm
|
Variasi Putaran
Gambar 5 Hubungan Rata-Rata Daya Efektif terhadap Variasi Putaran Mesin
Pada Gambar 5 merupakan data
hasil pengujian daya efektif rata-rata pada setiap variasi putaran ulir nosel.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran variasi putaran
mesin daya efektif semakin meningkat. Adapun faktor-faktor yang diasumsikan
mempengaruhinya adalah tekanan penyemprotan, dengan gaya pegas yang bertambah
besar maka tekanan untuk melakukan pengkabutan bahan bakar akan semakin baik,
karena bahan bakar akan terkabut berupa partikel-partikel kecil yang akan
meningkatkan proses pembakaran mesin dan daya tertinggi berada pada variasi
putaran ulir dengan ukuran 0,35 mm sebesar 33,93319 HP.
Pengaruh Variasi Putaran Ulir
Nosel dan Variasi Putaran Mesin terhadap Kon-sumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif
Berdasarkan hasil pengujian dari
keseluruhan pengambilan data diperoleh fakta bahwa dengan dilakukan variasi
putaran ulir 0 mm, 0,35 mm dan 0,70 mm terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar
efektif spesifik yaitu pada 2500 rpm terlihat pada gambar 2.
Secara teori (SFCe) konsumsi bahan bakar spesifik
efektif merupakan perban-dingan antara (Fc) konsumsi bahan bakar dengan (Ne)
daya efektif karena pening-katan (Fc) lebih besar dari (Ne) maka (SFCe) juga
meningkat.
Trommelmans.J (1996: bab 9-1), dengan naiknya
jumlah putaran motor, sudut yang dilalui poros engkol antara permulaan
penyemprotan bahan bakar dan awal pem-bakaran (selama perlambatan penyalaan/
se-lang) selalu bertambah besar, akibatnya pembakaran selalu terjadi di
belakang, dengan efisiensinya yang selalu rendah sebagai akibatnya. Efek lain
yang merugi-kan pada pembakaran dengan kenaikan jum-lah putaran adalah
kenyataan bahwa antara mulai pemberian bahan bakar oleh pompa penyemprot dan
mulai penyemprotan bahan bakar selalu terjadi pada waktu yang sama. Hal ini
tergantung jumlah putaran motor dan ditentukan oleh panjang diameter
saluran-saluran penyemprotan dan kecepatan dima-na tekanan menjalar dalam bahan
bakar.
Rata - Rata
RPM dengan Rata - Rata SFCe
|
0.25
|
-1
|
0.2
|
|
|
jam
|
0.15
|
.
|
|
-1
|
|
HP
|
0.1
|
kg.
|
0.05
|
|
|
|
0
|
1000 rpm 1500 rpm 2000 rpm 2500 rpm
rpm
Rata - Rata RPM dengan Rata - Rata SFCe
Gambar 6 Hubungan Rata-Rata
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif dengan Putaran Mesin
Berdasarkan Gambar 6 yang merupa-kan rata-rata dari
keseluruhan konsumsi bahan bakar spesifik efektif terhadap vari-abel putaran
mesin didapatkan temuan bah-wa putaran mesin dengan konsumsi bahan bakar
spesifik efektif yang terefektif yaitu pada putaran mesin 1000 rpm, pada
putaran ini merupakan titik terendah konsumsi bahan bakar spesifik efektif
dengan 0,17 kg.HP/Jam.
Berdasarkan Gambar 7 dapat disim-pulkan bahwa
variasi perubahan putaran ulir membawa pengaruh terhadap konsumsi ba-han bakar
spesifik efektif variasi 0 mm mengalami penurunan sampai 0,70 mm. Dan pada
titik 0,70 mm merupakan titik terendah dari konsumsi bahan bakar spesifik
efektif 0,1825 Kg. HP-1. jam -1. Pada titik ini dapat disimpulkan bahwa konsumsi ba-han bakar spesifik
efektif sangat efisien atau terbilang irit, kemungkinan faktor yang
mempengaruhi adalah bahan bakar yang
terpakai dalam proses penginjeksian yang terkabut volumenya lebih
sedikit dari kekuatan pemegasan pegas nosel.
Pengaruh Variasi Putaran Ulir
Nosel dan Variasi Putaran Mesin terhadap Kepe-katan Gas Buang
Kepekatan selalu berhubungan dengan tebalnya asap
hitam yang dihasilkan oleh mesin diesel. Tingginya persentase data yang
didapatkan untuk kepekatan dipenga-ruhi oleh putaran mesin dan tekanan
peng-kabutan nosel, dalam melakukan proses pembakaran yang tidak mampu membakar
hidrokarbon secara merata. Dimana semakin tinggi putaran mesin, maka kepekatan
yang dihasilkan juga semakin pekat.
Setelah diperoleh analisis untuk kepe-katan
(opasitas) didapatkan hasil bahwa pu-taran mesin dan tekanan pengkabutan nosel
berpengaruh terhadap kepekatan gas buang.
Hubungan Variasi Putaran Ulir terhadap SFCe
kg. HP-1 . jam -1
|
0.22
0.21
0.2
0.19
0.18
0.17
0.16
Putaran Ulir
0
mm
|
0,35 mm
|
0,70 mm
|
Variasi Puataran Ulir
Gambar 7 Pengaruh Variasi Putaran
Ulir terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif
%UHC
|
Hubungan RPM dengan Rata-Rata Kepekatan Gas Buang
70
60
50
40
30
Rata-Rata Kepekatan
20
10
0
1000 1500 2000 2500
RPM
Gambar 8 Hubungan Rata-Rata Kepekatan terhadap Variasi Putaran Mesin
Berdasarkan Gambar 8 yang merupa-kan rata-rata dari
keseluruhan kepekatan gas buang terhadap variabel putaran didapatkan penemuan
bahwa putaran mesin yang memi-liki persentase kepekatan terbesar terhadap
Kepekatan gas buang yaitu pada putaran 2500 rpm, pada putaran itu
merupakan pun-cak kepekatan atau opasitas sebesar 58,46667 %.
Hubungan Variasi Putaran Ulir
dengan Rata-Rata Kepekatan Gas Buang
% UHC
|
60
50
40
30
20
10
0
Rata-Rata Kepekatan
0
mm
|
0,35 mm
|
0,70 mm
|
Variasi Putaran Ulir
Gambar 9 Pengaruh Rata-Rata
Kepekatan Gas Buang terhadap Variasi Putaran Ulir Nosel
Berdasarkan Gambar 9 yang merupa-kan rata-rata dari
keseluruhan kepekatan gas buang terhadap variabel putaran ulir didapatkan
penemuan bahwa putaran ulir nosel yang efektif terhadap kepekatan gas buang
yaitu pada variasi putaran ulir 0,70 mm, pada variasi putaran ulir itu
merupakan persentase kepekatan gas buang terkecil dengan 26,345%.
PENUTUP
Kesimpulan
Pengaruh variasi putaran ulir nosel dan variasi
putaran mesin terhadap daya efektif yaitu untuk daya tertinggi berada pada
putaran 2500 rpm dengan variasi putaran ulir 0 mm, untuk daya terendah ber-ada
pada putaran 1000 rpm dengan variasi 0 mm, namun jika dilihat secara rata rata
keseluruhan data pada gambar 4 putaran mesin yang efektif berada pada putaran
mesin 2500 rpm sedangkan pada gambar 8 puataran ulir yang efektif berada pada
putaran ulir 0,35 mm.
Pengaruh variasi putaran ulir nosel dan variasi
putaran mesin terhadap kon-sumsi bahan bakar spesifik efektif yaitu un-tuk
konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi pada putaran 2500 rpm dengan puataran
ulir 0,35 mm. Untuk konsumsi bahan bakar spesifik terendah berada pada putaran
1000 rpm dengan putaran ulir 0,70 mm. Namun jika dilihat berdasarkan rata-rata
keseluruh-an data pada gambar 5 putaran mesin yang efektif terhadap konsumsi
bahan bakar spesifik efektif berada pada putaran mesin 1000 rpm. Sedangkan pada
gambar 7 putaran ulir yang paling efektif terhadap
konsumsi bahan bakar spesifik efektif berada 0,70 mm.
Berdasarkan gambar 3 pengaruh vari-asi putaran ulir
nosel dan variasi putaran mesin terhadap kepekatan gas buang yaitu persentase
kepekatan tertinggi pada putaran mesin 2500 rpm dengan putaran ulir 0 mm. Untuk
kepekatan gas buang persentase kepekatan terendah berada pada putaran 1000 rpm
dengan ulir 0,70 mm. Namun jika dilihat berdasarkan rata-rata keseluruhan data
pada 11 putaran mesin yang yang efek-tif terhadap persentase kepekatan gas
bu-angnya 1000 rpm. Sedangkan pada gambar 9 putaran ulir yang paling efektif
terhadap persentase kepekatan gas buang berada pada 0,70 mm.
Saran
Selama melakukan penelitian ini, ban-yak hal yang
mendorong peneliti untuk memberikan beberapa masukan demi keber-lanjutan
penelitian khususnya terkait peneli-tian mengenai memvariasi tekanan injektor
diantaranya, pengadaan peralatan untuk pe-ngujian pada bidang otomotif yang
selama ini belum terorganisir, seperti alat uji pe-ngukur daya motor dynotest, flowmeter, dan smoke tester.
Apabila ingin mengambil penelitian murni (khususnya
dalam bidang otomotif) disarankan untuk mengembangkan peneliti-an lanjutan
dengan variasi putaran mesin dan langkah putaran ulir yang lebih besar dari
yang peneliti sekarang lakukan guna mendapat data yang lebih terlihat jelas
perbedaannya baik daya, konsumsi bahan bakar maupun kepekatannya.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. Cet V1. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arismunandar, W. Koichi T. 1986. Motor Diesel Putaran Tinggi. Bandung:
Pradanya Paramitha.
Boentarto. 2000. Mengatasi Kerusakan Mesin Diesel. Jakarta: Puspa Swara.
Isuzu Servis Training: PT. Pantja
Motor Service Department Isuzu Training Center.
Januar. F. 2009. Pengaruh Variasi Cam-puran Minyak Jarak pada
Solar dengan Variasi Putaran Mesin terhadap Daya Efektif dan Konsumsi Bahan
Bakar Spesifik Efektif Mesin Diesel.Skripsi, Program Studi Pendi-dikan
Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.
Pembimbing : (1) Sukarni, S.T., M.T., (2) Sumarli, Drs., M.Pd., M.T.
Karyanto, E. 1996. Teknik Perbaikan,
Penyetelan, Pemeliharaan Trouble
Shooting Motor Diesel. Jakarta:
Pedoman
Ilmu Jaya.
Kosim, N. 2009. Pengaruh Persentase Kan-
dungan Minyak Jarak Pada Solar
Terhadap Emisi Gas Buang dan
Kebisingan Mesin Diesel. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Malang.Pembimbing: (1) Sukarni,
S.T.,
M.T., (2) Widiyanti. Dra., M.Pd.
Maleev, V. L. 1991. Operasi dan Peme-liharaan Mesin Diesel. Erlangga: Jakarta.
Petrovsky, N. 1979. Marine Internal
Combustion Engine. Moskow: Mir
Publisher.
Purwanto, F. 2014. Analisa Pengaruh Tekanan Pembukaan Injektor (Nosel) Terhadap Kinerja Mesin Pada Motor
Diesel Injeksi Tidak Langsung/ Indirect Injection. Jurnal. diakses pada 3 Februari 2015.
Software Scanner Auto Data tipe 3.38 Trommelmans. J, Soejono. 1996. Prinsip-
Prinsip Mesin Diesel Untuk
Otomotif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press.
Yulius, O. 2010. Kompas I.T. Kreatif SPSS
18. Panser Pustaka: Yogyakarta.
Zainal, R.A. 2011. Sistem Bahan Bakar
Diesel. Yogyakarta: Graha Ilmu
Komentar
Posting Komentar