Transmisi otomatis
Tetapi apakah anda tahu bagaimana sebenarnya cara kerja transmisi otomatis? Nah bagi anda yang belum paham, artikel ini akan membahas dengan singkat bagaimana cara kerja transmisi otomatis pada mobil. Pada mobil-mobil yang beredar di pasaran saat ini, secara garis besar mempunyai dua jenis sistem transmisi otomatis yaitu Continously Variable Transmission (CVT) dan Torque Converter. Penjelasannya berikut kami jabarkan di bawah.
Torque Converter
Jenis transmisi otomatis yang satu ini paling banyak diaplikasikan pada mobil-mobil. Contoh transmisi otomatis torque converter ini bisa anda temukan pada Toyota Yaris dan Suzuki Ertiga matic. Pada sistem transmisi ini terdapat tiga komponen utama yang harus ada untuk mendukung kerja transmisi, yaitu torque converters, planetary gear set, dan hydraulic control unit.Torque converter ini sebenarnya mempunyai fungsi yang hampir sama dengan kopling pada mobil bertransmisi manual. Lalu planetary gear set. Perangkat ini memiliki susunan gigi yang juga dimiliki oleh mobil bertransmisi manual, tetapi planetary gear set melakukan perpindahan gigi sendiri, tidak diperintah oleh pengemudi melalui tuas perneling seperti transmisi manual. Perpidahan otomatis ini dilakukan oleh seperangkat gigi yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda.
Sedangkan fungsi dari hydraulic control unit adalah untuk mengkontrol kopling. Jika pada mobil bertransmisi manual kopling di kontrol oleh kaki pengemudi, pada mobil transmisi otomatis jenis torque converter kopling dikontrol oleh hydraulic control unit.
Continuously Variable Transmission (CVT)
Pasti anda sudah sering mendengar istilah ini, karena sistem transmisi otomatis ini versi sederhananya bisa anda temukan pada sepeda motor matic yang banyak beredar di pasaran. Berbeda dengan torque converter, pada perangkat CVT sudah tidak ditemui lagi gigi-gigi karena perangkat ini menggunakan puli dan sabuk baja sebagai komponen utama pengggerak transmisi. Sebagai pengganti gigi, sistem CVT menggunakan pemberat atau biasa disebut roller untuk membebani putaran mesin sesuai dengan tinggi atau rendahnya putaran.Karena tidak menggunakan gigi-gigi, maka perpindahan naik saat putaran mesin meninggi hampir tidak terasa seperti yang terjadi pada sistem torque converter. Rasanya hampir sama dengan saat mengendarai sepeda motor matic, halus dan tidak terasa sentakan perpindahan giginya. Contoh mobil di Indonesia yang menggunakan transmisi CVT adalah seperti Honda Mobilio, Toyota Prius Hybrid dan All New Camry. Sebagian besar mobil Hybrid telah menggunakan transmisi CVT karena lebih halus dan bisa membuat irit bahan bakar.
Kekurangan dan Kelebihan
Jika berbicara tentang kelebihannya, sistem transmisi CVT selain memiliki perpindahan yang lebih halus, pengemudi juga tidak memerlukan RPM tinggi untuk mendapatkan tenaga besar, tentunya dengan pemakaian normal seperti di dalam kota. Lalu dengan RPM mobil yang jarang tinggi ini akan membuat mobil dengan transmisi CVT lebih irit bahan bakar, dibandingkan dengan mobil dengan sistem transmisi torque converter. Sedangkan kekurangannya, bagi pengemudi yang suka dengan akselerasi cepat pasti akan merasa tidak puas saat mengemudikan mobil menggunakan transmisi CVT. karena mobil dengan transmisi CVT ini rasanya akan sedikit lelet jika dibandingkan dengan sistem transmisi torque converter.Pada sistem transmisi torque converter, mobil akan terasa lebih responsif dalam akselerasi dibandingkan dengan mobil bertransmisi CVT. Kelebihan lain dari sistem torque converter ini adalah biaya perawatan yang lebih murah. Kekurangannya, mobil akan terasa hentakannya saat perpindahan gigi, lalu untuk engine brake, torque converter tidak sebagus CVT dan rasanya sedikit agak los kalau posisi tranmisi di D (Drive). Sebaiknya, saat melewati jalan menurun tajam mode transmisi dipindah menggunakan mode manual M +/- atau D, 3, 2, L.
Komentar
Posting Komentar